Senin, 05 Desember 2011

YOU'RE MY NAMJA 2


Dari sudut sebuah café bergaya classic, terlihat seorang pria menatap keluar jendela yang berukuran cukup besar. Ia menatap pada sebuah jalanan yang cukup ramai sambil bertopang dagu. Sesekali ia mengerutkan dahi saat melihat sesuatu dari jendela itu.
omoo~ style anak muda disini sangat nyentrik sekali !!” ucapnya pelan.
Sayup-sayup terdengar alunan music slow classic dari café itu. Hal itu semakin membuatnya terasa nyaman berlama-lama di tempat itu. Sesekali pria itu mendentangkan jemarinya dimeja seraya dengan alunan lagu.
“ah~ jam berapa dia akan datang. Wanita memang benar-benar sangat lambat yah. Mungkin itu karena kaki yang sangat pendek !!”cibir pria itu sambil melihat jam di tangan kirinya.
Lamunan pria itu buyar ketika seseorang menepuk lembut bahunya. Seketika tersirat senyuman diwajah pria itu saat melihat seseorang yang tidak asing baginya.
sumimasen, anata wa choi ji hyun desuka?”ucapnya binggung sambil terus memperhatikan pria di depannya.
hai~ sodesu, naze ?”ucap pria itu sambil melepas kaca mata hitamnya.
“apakah kau benar-benar choi ji hyun ??” tanya agashii itu.
Mulon imnida, noona  !”
omoo~ wajah mu jadi sangat berbeda sekali. Apa karena kecelakaan itu?. Ottokhe jineseyo?”ucap agashii sambil mengusap lembut wajah pria itu.
cal cineyo” ucap choi ji hyun lembut sambil menurunkan tangan noona nya.
Terlintas raut wajah cemas pada agashii itu. Dia menatap choi ji hyun dengan mata berkaca-kaca. Sesekali terlihat air mata yang mengalir di pipi agashii itu.
ya~ noona sudahlah. Kwenchanayo. Jangan memasang ekspresi yang berlebihan itu. Menjijikan sekali !!!” cibir choi ji hyun sambil mengalihkan wajah.
ya~  !!!”
PLETAKK !!!
Yap, dengan sukses sebuah majalah memukul tepat di kepala cho ji hyun.
“aishh~ noona !!”ringis choi ji hyun sambil mengusap kepala nya.
noona, aku ini bukan anak kecil lagi yang dulu kepala nya sering kau pukul.” ucap choi ji hyun lagi sambil terus mengusap kepala nya.
“dasar anak ini !! noona mu ini sangat mengkhawatirkan mu, tapi kau malah bicara tidak sopan seperti itu. ” ucap agashii sambil menaruh kembali majalah yang di pegang nya.
Ya~ kau masih saja galak seperti dulu. Tidak ada perubahan apa pun. Hey, bila kau terus seperti ini, Tidak ada satu orang pun namja yang mau menikahi mu nanti .”
ya~ dasar anak ini !!” teriak agashii sambil bersiap untuk memukul kepala choi ji hyun lagi.
“bagaimana kabar eomma dan jin hyun, mereka baik-baik saja kan ?” Tanya agashii sambil menyeruput kopi panas nya.
“tentu saja. Bagaimana kabar appa disini ? kau tidak sedang bertengkar dengan appa kan ?”
“kau pikir aku sama dengan diri mu itu, huh ! appa baik-baik saja. Ah~ bila kau ada waktu datanglah ke rumah.” Ucap agashii sambil menaruh cangkir kopi nya.
“akan aku usahakan.”
“tapi aku sedikit merasa aneh, kenapa kau tiba-tiba datang ke jepang ? bukankah kau sangat membenci Negara ini ?” selidik agashii.
a~ tentu saja karena pekerjaan ku.” Tukas choi ji hyun gugup dan langsung mengalihkan wajah dari noona nya. Berusaha untuk menghindari kontak mata.
honto desuka ?” selidik agashii lagi dengan alis mata bagian kiri dinaik kan.
 wae yo ??” ucap choi ji hyun panik.
“apa karena gadis itu, hah ?. gadis kecil yang dulu menjadi cinta pertama mu. Tebak kan ku benar kan ??”
“ siapa maksud mu ?”
“cih, dasar anak ini !. dengan jelas kau mengingatnya, kau tidak mungkin lupa !! pasti dia orang nya kan ??” ucap noona sambil terus menarik-narik lengan baju choi ji hyun.

êêê

“ah~ kenapa di cuaca cerah seperti ini malah turun tsuyu !!” ucap shimizu michiko sambil berlari kecil menghindari tsuyu dan menutupi kepala dengan tas nya.
Akhir-akhir ini tsuyu sering turun. Setiap musim tsuyu berakhir, biasanya aku langsung berpikir bahwa musim panas akan segera datang. Pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan juga mulai menghijau.
Aku berlindung di sebuah halte bus yang cukup ramai. Aku rasa pakaian ku hampir setengah basah karena tsuyu. Dari halte bus ini dapat terlihat anak-anak bertopi berlarian di jalanan untuk menghindari tsuyu. Dan Nampak orang-orang yang berlalu lalang dengan payung-payug transparan.
Shimizu michiko menghela tas nya. Dia mengeluarkan buku catatan dan bolpen. Lalu ia membuka-buka lembaran buku itu. Garis demi garis ia goresnya dan membentuk gambar seorang pria yang amat di kenalnya. Sesekali gadis itu merapatkan jaket putihnya yang tertiup angin.
“ehmmm”
Suara dehaman itu membuat michiko terkejut, gadis itu lalu menghentikan keasik kan nya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap pria itu lalu tersenyum ramah padanya. Pria berkaca mata & bertopi itu duduk tidak jauh dari michiko. Pria itu lalu mengangguk kan kepala nya saat melihat michiko.
Dengan cuek michiko meneruskan kembali kesibuk kan nya. Di goresnya lagi kertas putih itu. Gambar itu belum rampung dibuatnya.
Alunan sebuah petikan gitar mengalun dengan lembut dan lagu yang dilantunkan bergemi dengan indah. Shimizu michiko tertegun dan menoleh pada seseorang yang duduk tidak jauh dari nya. Dia adalah pria berkaca mata itu.
Ditutupnya buku itu dan memasukan kembali kedalam tas nya. Lalu michiko menatap pria itu sambil bertopang dagu. Sesekali ia mendentangkan kakinya sesuai dengan nada yang mengalun dari petikan gitar.
“lagu apa yang kau nyanyikan tadi ?”Tanya michiko setelah pria berkaca mata selesai menyannyikan lagu.
my lucky star, naze? Kirai desune ??” tukasnya sambil kembali memainkan gitar.
sodesu. Lagu yang indah.”
honto desuka ?? kau orang pertama yang mendengar lagu ini” ucapnya semangat.
shimizu michiko lalu mengalihkan pandangan nya dan melihat orang-orang sekitar sambil mengerutkan dahi.
“aku rasa cukup ramai disini” batin michiko.
Lalu shimizu michiko menatap pria itu lagi sambil menahan tawa.
“aku rasa orang pertama yang mendengar lagu mu bukan hanya aku saja.” Tukas michiko sambil menujuk orang-orang disekitar.
Pria itu lalu menoleh kearah yang michiko tunjuk. Sepertinya pria itu baru menyadarinya, itu terlihat jelas dari sudut mata yany terlihat terkejut & ekspresi tubuh yang tersipu malu seperti itu.
ya~ ku rasa kau benar” ucap pria itu sambil menutupi sebagian wajah nya dengan tangan kirinya.
Shimizu michiko tertawa melihat ulah pria itu.
“kau sendiri yang menciptakan lagu itu ?”
“tentu saja. Tapi cukup sulit untuk menyempurnakan lagu ini. Aku kira lagu ini tidak akan pernah selesai ku buat.” Jelasnya sambil tersenyum pada michiko.
“tapi kenapa didunia ini ada music? Bukankah semua nya akan baik-baik saja tanpa music ?” ucap michiko lirih sambil mengalihkan wajah.
“kenapa kau bertanya seperti itu ?”
“aku hanya ingin mengatakan apa yang sedang aku pikirkan” ucap michiko sambil menunduk melihat kedua kakinya yang berayun-ayun.
“entahlah, aku juga tidak tahu.” Pria itu diam dan berpikir sejenak.
“tapi bukankah selalu ada music yang menyertai hidup seseorang. Music juga bisa mengingatkan seseorang pada kenangan tertentu, yang bahkan membawa orang tersebut seakan kembali kemasa lalu.”
Shimizu michiko menoleh lagi pada pria itu, ia tidak menyangka pria itu akan berbicara seperti itu. Hal kecil yang tidak pernah terpikirkan oleh nya. Karena selama ini michiko hanya berpikir lagu/music hanya akan menambah emosi jiwa dan membuat seseorang menjadi lemah. Karena itu lah michiko sangat membenci music. Terlebih lagi pada lagu-lagu bernadakan cinta, itu sangat miris.
“kau musisi jalanan ?” Tanya michiko polos.
mwo ?!” pria itu kaget dan berhenti memainkan gitarnya.
aigoo~ apa aku terlihat seperti itu ?” ucap pria itu lagi.
sodesu. Kau membawa gitar dan berpakaian nyentrik seperti ini. Kau terlihat dengan jelas seperti musisi jalanan.” Tukas michiko yakin tanpa memperhatikan ekspresi pria di samping nya.
Pria itu seakan mematung mendengar ucapan michiko. Seakan ada sebilah pisau yang menghujam dadanya dan tidak bisa berkata apa-apa.
“apa aku salah ?” Tanya michiko yang binggung melihat ekspresi pria itu.
“ah~ tidak.. tidak.. ” ucap pria itu sambil melambaikan tangan.
Keduanya terdiam cukup lama. Suara deburan tsuyu yang cukup deras terdengar dengan jelas. Angin berhembus menggoyangkan pepohonan disekitar jalan dan menghembus rambut michiko. Gadis itu duduk sambil bergoyang-goyang kaki. Sesekali ia meniup deretan poni rambutnya.
“apa kau ingin mendengarkan sebuah lagu lagi?” tawar pria itu yang seakan memecah kesunyian.
“aku akan menyanyikan nya untuk mu” ucapnya semangat.
“apakah itu gratis ?”
“tentu saja. Dasar kau ini !” ucap pria itu sambil tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar